Kalsium dan magnesium kedua-duanya membentuk garam kompleks EDTA pada pH
10. Sementara itu, hanya kalsium yang membentuk garam kompleks pada pH
12 dikarenakan adanya pengendapan magnesium sebagai Mg(OH)2. KOH
diperlukan untuk menaikkan pH dan menghindari terjadinya kopresipitasi,
sehingga penitaran EDTA pada pH tersebut hanya dikonsumsi oleh kalsium
saja. Oleh sebab itu dengan titrasi dua percontoh menggunakan larutan
standar EDTA, yang satu pada pH 10 dan lainnya pada pH 12, kalsium dan
magnesium dapat ditentukan secara bersamaan. Nilai minimum pH ditentukan
dari tetapan kondisionalnya Keff. Pada pH 12 Mg2+ mengendap sebagai
Mg(OH)2 lebih dahulu karena memiliki Keff yang lebih besar dari Ca2+.
EDTA adalah senyawa yang stabil, mudah larut dan menunjukkan komposisi
kimiawi yang tertentu. Selektivitas komplek dapat diatur dengan
pengendalian pH, misalnya Ca, Mg, Cr, Ba dapat dititrasi pada pH 11.
Mn2+, Fe, Co, Ni, Zn, Cd, Al, Pb, Cu, Ti dan V dapat dititrasi pada pH
4–7, sedangkan logam seperti Hg, Bi, Co, Fe, Cr, Ca, In, Sc, Ti, V dan
Th dititrasi pada pH 1–4. EDTA sebagai garam natrium (Na2H¬2Y) merupakan
standar primer sehingga tidak perlu distandarisasi lebih lanjut.
Titrasi kompleksometri dapat digunakan pada penentuan beberapa logam
pada operasi skala semi mikro.
Indikator di dalam kompleksometri menggunakan indikator yang juga
bersifat pengompleks dan komplek logamnya memiliki warna yang berbeda
dengan pengompleksnya sendiri, indikator demikian disebut indikator
metalokromat. Indikator yang berbeda Murexide dipilih sebagai indikator
pada penetapan Ca karena memiliki keefektifan pada pH 6,0–13,0 dan pada
pH penetapan Ca dikondisikan pada pH tersebut, sedangkan EBT yang
digunakan untuk penetapan Mg memiliki kisaran efektif pada pH 8,0–10,5.
Ca ditetapkan langsungsehingga perhitungan yang dipergunakan langsung
dari volume yang digunakan EDTA untuk membentuk komplek Ca-EDTA yang
terpenuhi pada waktu warna larutan sudah menjadi ungu anggur. Mg
ditetapkan secara tidak langsung dimana larutan yang mengandung Ca-Mg
langsung dititrasi oleh EDTA dengan indikator EBT dan ditambahkan buffer
untuk mempertahankan kondisi pH larutan pada pH 10 sehingga Ca dan Mg
tetap pada ion-ion dalam larutan sehingga pada waktu dititar membutuhkan
volume penitar yang lebih besar karena membutuhkan EDTA untuk
mengkomplekskan Ca-Mg-EDTA. Volume Ca-Mg-EDTA dikurangi volume Ca-EDTA
maka akan didapat volume Mg-EDTA.
Pada umumnya klorida selalu terdapat dalam air formasi. Konsentrasi
klorida berkisar dari yang sangat encer sampai pekat dan kemungkinan
dapat menyebabkan masalah pembuangan yang serius. Konsentrasi klorida
digunakan untuk memperkirakan harga Resistivity dari air formasi dan
membeakan antara formasi-formasi bawah permukaan (subsurface
formations).
Pada metoda ini, titrasi Cl dengan AgNO3 dilakukan dengan indikator
K2CrO4. Pada titrasi ini akan terbentuk endapan baru yang berwarna. Pada
titik akhir titrasi, ion Ag yang berlebih diendapkan sebagai Ag2CrO4
yang berwarna merah-cokelat. Ksp AgCl adalah 1,5×10-10 sedangkan Ksp
Ag2CrO4 adalah 2,4×10-12, karena Ksp (konstanta hasil kali kelarutan)
AgCl lebih besar yang berarti lebih mudah mengendap daripada Ag2CrO4.
Pada metoda Mohr, semua ion Cl- akan bereaksi lebih dahulu dengan ion
Ag+ dari AgNO3, ion C"O" _"4" ^"2-" r dari K2CrO4 yang ditambahkan
sebagai indikator, tidak akan mengendap sebagai Ag2CrO4 sampai semua ion
Cl- terendapkan sebagai AgCl. Tetesan terakhir yang membentuk Ag2CrO4
menandakan semua Cl- sudah terbentuk menjadi AgCl dan volume AgNO3 yang
digunakan etara dengan jumlah Cl terkandung di dalam larutan percontoh.
Larutan pada penetapan Cl- cara Mohr harus bersifat netral atau sedikit
basa sehingga diperlukan pengaturan pH 6,0–8,5 tetapi tidak boleh
terlalu basa sebab Ag akan terendapkan sebagai Ag(OH), sebaliknya jika
larutan terlalu asam maka titik akhir titrasi tidak terlihat sebab
konsentrasi CrO4 berkurang yaitu terjadinya reaksi H+ + Cr"O" _"4" ^"2-"
→ HCr"O" _"4" ^"-" . Pada jenis titrasi ini, endapan indikator
berwarna harus lebih larut disbanding endapan utama yang terbentuk
selama titrasi.
No comments:
Post a Comment